AJARDETIKS.COM -- Di tengah derasnya berita tentang pejabat daerah yang tersandung kasus korupsi, kolusi, atau penyalahgunaan wewenang, langkah Bupati Dharmasraya Annisa Suci Ramadhani — sebagaimana dipublikasikan alinianews.com– yang secara sukarela melaporkan kinerja dan situasi daerahnya—dengan transparansi penuh—layak mendapat apresiasi. Tindakan ini bukan sekadar rutinitas birokrasi, melainkan wujud nyata komitmen terhadap akuntabilitas publik.
Kita sering lupa bahwa integritas tidak lahir dari pidato atau jargon, tetapi dari keberanian mengambil langkah yang benar sebelum diminta atau dipaksa. Bupati ini menunjukkan bahwa tanggung jawab moral kepada rakyat adalah prioritas, dan kejujuran bukanlah kelemahan, melainkan kekuatan yang membangun kepercayaan.

Editorial ini tidak dimaksudkan untuk menyanjung individu, melainkan untuk menggarisbawahi satu hal penting: keteladanan seperti ini harus menjadi budaya, bukan pengecualian. Bayangkan jika seluruh kepala daerah di negeri ini menempatkan transparansi sebagai kebiasaan, bukan sekadar kewajiban. Kita akan melihat pemerintahan yang lebih bersih, anggaran yang lebih tepat sasaran, dan rakyat yang lebih percaya kepada pemimpinnya.
Masyarakat pun punya peran penting. Apresiasi publik—baik melalui media maupun ruang-ruang sosial—dapat menjadi vitamin moral bagi pejabat yang berintegritas. Di sisi lain, publik juga harus tetap kritis, agar apresiasi tidak berubah menjadi kultus individu yang berpotensi melumpuhkan kontrol sosial.
Langkah bupati ini adalah pengingat bahwa perubahan besar dapat dimulai dari daerah. Dari sebuah kabupaten yang jauh dari sorotan nasional, api integritas dapat menyala, memberi inspirasi bagi daerah lain. Tugas kita bersama adalah memastikan api itu tidak padam—justru kita tiup agar cahayanya menerangi seluruh negeri. (YURNALDI)
Social Header